Para peneliti di Universitas Sumatera Utara (yakni Ester Natalia Panjaitan, Awaluddin Saragih*, dan Djendakita Purba) telah melakukan penelitian tentang Jahe Merah. Tujuan penelitian mereka adalah "Memformulasi ekstrak rimpang jahe merah dalam sediaan gel dan menentukan formula sediaan yang paling baik berdasarkan mutu fisik dan uji penilaian organoleptik sediaan."
Metode Penelitian:
Tahapan penelitian ini adalah pemeriksaan karakteristik simplisia, pembuatan ekstraksecara perkolasi menggunakan pelarut etanol 96%, kemudian dipekatkan menggunakan rotary evaporator dan dikeringkan denganfreeze dryersehingga diperoleh ekstrak kental, pembuatan sediaan gel berbasishydroxy propyl methyl cellulose (HPMC) dengan konsentrasi ekstrak rimpang jahe merah 2, 4, 6, dan 8%, penentuan mutu fisik sediaan selama 12 minggu pada suhu kamar meliputi pemeriksaan stabilitas dan homogenitas, penentuan pH, viskositas, dan uji iritasi terhadap kulit 12 sukarelawan, serta uji penilaian organoleptik sediaan dengan metode Hedonik menggunakan 20 sukarelawan berdasarkan parameter aroma, sensasi di kulit, dan warna sediaan.
Hasil Penelitian:
Hasil pemeriksaan karakteristik simplisia diperoleh kadar air 7,96%, kadar sari larut air 21,78%, kadar sari larut etanol 10,43%, kadar abu total 3,42%, dan kadar abu tidak larut asam 1,32%. Hasil pemeriksaan stabilitas sediaan menunjukkan bahwa tidak ada terjadi perubahan konsistensi, warna, dan aroma kecuali pada sediaan gel 8% yang mengalami perubahan konsistensi, yaitu pemisahan fase selama penyimpanan. Sediaan gel yang dihasilkan homogen dan mempunyai range pH 5,3-6,0. Sediaan gel mengalami penurunan viskositas selama penyimpanan. Pada uji iritasi, sediaan gel 6% dan 8% dapat menyebabkan kulit kemerahan dan gatal-gatal.
Kesimpulan Penelitian:
Ekstrak rimpang jahe merah dapat diformulasi dalam sediaan gel berbasis HPMC dan formula sediaan yang paling baik berdasarkan mutu fisik dan uji penilaian organoleptik sediaan adalah formula sediaan gel dengan ekstrak rimpang jahe merah 4%.
Harga Jahe Merah Meningkat
Harga jahe terutama jahe merah, sejak 2012 mulai melangit. Di tingkat pedagang pengecer di pasar tradisional Kabupaten Pandeglang, Banten harganya mencapai Rp 30 ribu per kilogram. "Harga jahe merah mahal, karena sulit mencarinya," kata Ade, pedagang jahe dan bumbu dapur di Pasar Badak Pandeglang, Sabtu (17/3). Ade menambahkan, dalam sehari dirinya hanya mampu membeli 3-4 kg dengan harga asli Rp 25 ribu.
Jahe merah memang banyak dicari masyarakat untuk keperluan minuman atau campuran jamu tradisional. Sementara itu harga jahe biasa atau jahe putih masih sekitar Rp 18 ribu per kilogramnya. Permintaan jahe putih tak hanya dari pembeli perorangan tapi juga dari industri rumahan peracik obat tradisional. "Jahe putih juga digunakan untuk campuran jamu, selain untuk memasak, tapi karena cukup banyak, harganya tidak terlalu mahal seperti jahe mareh," katanya.
Selain jahe, masyarakat juga mencari kencur yang harga per kilogramnya masih sekitar Rp 17 ribu. Sementara bawang merah per kilogram Rp 14.500. Harga bawang merah turun Rp 2.000. Tak hanya harga bawang merah yang turun. Harga bawang putih juga turun dari Rp 16.500 menjadi Rp 15.000 per kilogramnya.
0 Response to "Khasiat Jahe dan Nilai Jual yang Meningkat"
Posting Komentar