Keberadaan pengobatan dan obat tradisional mendapat perlindungan dalam Undang-undang No.39, tahun 2009. Bahkan, obat tradisional tidak boleh diabaikan dalam pelayanan kesehatan. Berdasarkan undang-undang tersebut pengobatan tradisional dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu Pengobat tradisional (Battra) ketrampilan dan Pengobat tradisional (Battra) ramuan. Surat Keputusan Menkes No 1076, tahun 2003 menggolongkan pengobatan tradisional menjadi 4 kelompok yaitu Pengobat tradisional (Battra) ramuan, Battra ketrampilan Battra supranatural dan Battra berdasarkan pendekatan agama.
Indonesia banyak terdapat pengobat tradisional (Battra) yang menggunakan ramuan dari bahan tanaman untuk mengobati berbagai macam keluhan. Karena keadaan kesehatan reproduksi di Indonesia belum seperti yang diharapkan maka dilakukan survei terutama untuk mendapatkan data jenis ramuan dan jenis tanaman yang digunakan dalam ramuan untuk keluhan pada sistem reproduksi. Survei dilakukan di Sumatera Barat dan Nusa Tenggara Barat. Responden adalah Battra yang menggunakan ramuan yang sudah berusia lebih dari 17 tahun dan bersedia menjadi responden. Analisis dilakukan secara diskriptif dan apakah ada perbedaan ramuan dan jenis tanaman yang digunakan dalam ramuan di kedua daerah tersebut. Tanaman tanaman yang digunakan dalam ramuan dikaji dengan penelitian khasiat dan keamanan yang sudah dilakukan. Hasil survei mendapatkan berbagai macam ramuan di Sumatera Barat dan di Nusa Tenggara Barat untuk keluhan pada sistem reproduksi. Ramuan maupun jenis tanaman yang digunakan di ke dua daerah berbeda. Kajian hasil penelitian dari tanaman tanaman yang digunakan dalam ramuan mendukung khasiat dan keamanan ramuan.
Untuk mendapatkan data jenis ramuan dan data tanaman obat yang digunakan dalam ramuan untuk mengobati keluhan beberapa jenis penyakit maka dilakukan survei. Survei dilakukan di Sumatera Barat dan di Nusa Tenggara Barat untuk mendapatkan gambaran apakah ada perbedaan jenis ramuan dan jenis tanaman yang digunakan dalam ramuan untuk obat mengingat adanya perbedaan etnis, budaya dan adanya perbedaan flora/fauna secara garis Weber-Wallace. Di Sumatera Barat 55% penduduk diatas 15 tahun pernah minum jamu sedang di Nusa Tenggara Barat 49% mempunyai kebiasan minum jamu.
Pemilihan sistem reproduksi sebagai masalah utama survei karena keadaan kesehatan sistem reproduksi di Indonesia masih belum seperti yang diharapkan, sesuai dengan kebijakan dan strategi nasional kesehatan reproduksi untuk mengembangkan upaya kesehatan reproduksi sesuai dengan masalah sprsifik daerah dan kebutuhan setempat dengan memanfaatkan proses desentralisasi. Di antara Battra yang mengguna-kan ramuan dari bahan tanaman obat terdapat ramuan obat untuk obat yang berkaitan dengan sistem reproduksi.
Hasil survei diantaranya banyak mendapatkan data ramuan tradisional serta tanaman obat yang digunakan untuk obat keluhan pada sistem reproduksi yaitu keluhan ingin punya anak, menjarangkan anak (KB), keputihan dan menambah kejantanan. Tanaman tanaman obat yang digunakan dalam ramuan pada sistem reproduksi dikaji khasiat dan keamanannya dengan hasil penelitian atau penggunaan empiris tanaman untuk mengetahui sejauh mana khasiat dan keamanan ramuan telah sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan tentang penyelenggaraan pengobatan dan obat tradisional.
Pembahasan Hasil Kajian
Untuk keluhan ingin punya anak ada 8 macam ramuan tradisional, 4 macam dalam bentuk campuran dari berbagai macam jenis tumbuhan obat, 4 macam dalam bentuk tunggal yang hanya terdiri dari satu jenis tanaman/bagian tanaman. Berdasarkan jumlah komponen tanaman/bagian tanaman dalam ramuan paling banyak terdiri dari 3 macam tanaman, yang dapat dikatakan masih rasional, tetapi jumlah bahan yang dipakai masih dalam ukuran tradisional.
Beluntas (P.indica) mempunyai efek dapat menyebabkan kontraksi uterus dan sebagai obat keputihan. Beluntas ini ada di dalam ramuan ramuan tradisional yang digunakan sebagai obat ingin punya anak. Untuk menjarangkan anak (KB) ada 3 macam ramuan tradisional, 2 macam dalam bentuk campuran dari beberapa jenis tanaman, satu macam dalam bentuk tunggal yang hanya terdiri dari satu jenis tanaman/bagian tanaman. Satu ramuan masih mengandung 4 bahan tanaman/bagian tanaman. Jumlah bahan yang dipakai masih dalam ukuran tradisional.
Di Sumatera Barat ada 5 macam ramuan tradisional untuk menambah kejantanan, 4 macam dalam bentuk campuran dari beberapa jenis tanaman, 1 macam dalam bentuk tunggal yang hanya terdiri dari satu jenis tanaman/bagian tanaman. Satu ramuan terdiri dari 7 tanaman/bagian tanaman dengan ukuran jumlah yang hanya dikatakan secukupnya.
Di Nusa Tenggara Barat ada 4 macam ramuan obat tradisional herbal untuk menjarangkan anak (KB), dua macam dalam bentuk campuran dari beberapa jenis tanaman/bagian tanaman. Jumlah tanaman/bagian tanaman yang dipakai masih dalam ukuran tradisional, tetapi jumlah tanaman/bagian tanaman dalam satu ramuan tidak lebih dari dua tanaman/bagian tanaman. Untuk keluhan ingin punya anak ada 6 macam ramuan obat tradisional, 4 macam dalam bentuk campuran dari beberapa jenis tanaman/bagian tanaman, 2 macam dalam bentuk tunggal yang hanya terdiri dari satu jenis tanaman/bagian tanaman. Jumlah tanaman/bagian tanaman dalam ramuan paling banyak 4 tanaman/bagian tanaman. Ukuran yang dipakai masih tradisional, misalnya hanya dikatakan secukupnya.
Untuk obat keputihan ada 2 macam obat tradisional, satu macam dalam bentuk campuran dari 5 jenis tanaman/bagian tanaman, satu macam dalam bentuk tunggal, terdiri dari satu jenis tanaman/bagian tanaman. Banyaknya bahan yang dipakai hanya dikatakan secukupnya. Untuk menambah kejantanan ada 4 macam ramuan obat tradisional, 2 macam dalam bentuk campuran dari beberapa jenis tanaman/bagian tanaman, 2 macam dalam bentuk tunggal terdiri dari satu jenis tanaman/bagian tanaman. Banyaknya pemakaian bahan masih dalam ukuran tradisional misalnya hanya dikatakan secukupnya.
Jenis tanaman yang digunakan dalam ramuan obat tradisional untuk keluhan ingin punya anak di Sumatera Barat antara lain beluntas (P. indica), pegagan (C. asiatica), meniran (P. niruri), miana (C. scutelarioides), talas (C .esculenta), dan kumis kucing (O.grandiflora), 21% ramuan menggunakan beluntas dan meniran. Di Nusa Tenggara Barat tanaman yang digunakan antara lain kunyit (C.Domestica), jeruk nipis (C. Aurantifolia ), laos (A.galanga), aren (A. pinata) dan temu kunci (K.pandurata), 37% ramuan menggunakan tanaman jeruk nipis dan kunyit.
Untuk menambah kejantanan jenis tanaman yang digunakan di Sumatera Barat antara lain pegagan (C. Asiatica ), pinang (A. catechu), merica (P.nigrum), jeruk nipis (C.aurantifolia) dan bawang putih (A.sativum), lada (P.cubeba), 14% ramuan menggunakan merica atau lada. Di Nusa Tenggara Barat tanaman yang digunakan antara lain laos (A. galanga), temu lawak (C. xanthorrhiza), cengkeh (E. aromaticum), merica (P. nigrum), 25% ramuan menggunakan laos.
Untuk menjarangkan anak tanaman yang digunakan di Sumatera Barat antara lain nenas (A comosus), merica (P.nigrum), asam jawa (T.indica), 28% ramuan menggunakan asam jawa. Di Nusa Tenggara Barat tanaman yang digunakan antara lain manggis (G.mangostana), pisang mas (Musa sp), dan bawang putih (A.sativum), 16% ramuan menggunakan manggis. Tanaman tanaman yang digunakan dalam ramuan obat tradisional tersebut di atas antara lain diketahui bahwa bawang putih (A.sativum) mempunyai efek menurunkan hipertensi, cengkeh (E. aromatica) bersifat stimulan, nenas (A.comosus) dapat menaikkan kontraksi uterus, kunyit (C.domestica) dapat menurunkan kolesterol, anti bakteri, obat keputihan dan mempunyai efek analgetik, 6,9,10 majakan (Q.lucitanica) dapat menaikkan kontraksi uterus, dapat menyebabkan koagulasi sperma/semen, kencur (K.galanga) dapat menaikkan kontraksi uterus dan mempunyai pengaruh terhadap janin, beluntas (P. indica) dapat meningkatkan kontraksi usus, keputihan dan
efek analgetik, temu lawak (C. xanthorrhiza) dapat menaikkan kontraksi uterus dan dapat menurunkan kadar kolesterol,pegagan (C.asiatica) untuk obat pembengkakan hati dan untuk obat siphilis, laos (A. galanga) digunakan untuk obat limpha membesar, asam jawa (T.indica) sebagai pelancar haid,meniran (P.niruri) untuk obat kencing nanah dan bersifat hepatotoksik, jahe (Z. officinale) mempunyai efek anti reumatik, antiinfeksi, anti radang. kumis kucing (O.aristatus) untuk obat kencing manis dan mempunyai efek diuretik, jeruk nipis (C.aurantifolia) untuk obat keguguran, sehabis bersalin dan pegel linu.
Khasiat beluntas sebagai obat keputihan dapat mendukung penggunaan ramuan tradisional sebagai obat ingin punya anak, tetapi khasiat beluntas yang dapat menaikkan kontraksi uterus justru dapat menyebabkan keguguran. Berdasar-kan khasiat tanaman tanaman tersebut di atas ada khasiat tanaman yang dapat mendukung khasiat ramuan tradisional, tetapi ada yang tidak mendukung khasiat ramuan. Contoh jeruk nipis (C.aurantifolia) berkhasiat sebagai obat sehabis bersalin dan sebagai obat setelah keguguran.
Adanya jeruk nipis di dalam ramuan obat tradisional dapat mendukung khasiat ramuan sebagai obat ingin punya anak. Karena ramuan tradisional terdiri dari beberapa tanaman/bagian tanaman, di dalam tubuh mungkin dapat terjadi interaksi kandungan kimia dari bahan sehingga ramuan itu berkasiat meskipun kalau dilihat dari masing-masing tanaman/bagian tanaman seharusnya tidak berkhasiat. Hasil penelitian keamanan masing masing tanaman yang digunakan dalam ramuan tradisional yang berkaitan dengan sistem reproduksi di Sumatera Barat dan di Nusa Tenggara Barat, termasuk bahan yang tidak toksik.
Kesimpulan
Di Sumatera Barat dan di Nusa Tenggara Barat terdapat ramuan tradisional yang digunakan untuk obat keluhan ingin punya anak, menjarangkan anak dan menambah kejantanan. Komposisi ramuan maupun jenis tanaman yang digunakan untuk obat yang berkaitan dengan sistem reproduksi dari Sumatera Barat, berbeda dengan komposisi ramuan dan jenis tanaman dari Nusa Tenggara Barat.
Tanaman yang banyak digunakan dalam ramuan ingin punya anak di Sumatera Barat beluntas (P.indica) dan meniran (P.niruri), sedang di Nusa Tenggara Barat kunyit (C. domestica), jeruk nipis (C. aurantifolia). Untuk menjarangkan anak tanaman yang banyak digunakan di Sumatera Barat adalah asam jawa (T.indica), sedang di Nusa Tenggara Barat manggis (G.mangostana). Untuk menambah kejantanan pria, tanaman yang banyak digunakan di Sumatera Barat adah merica (P.nigrum) dan pala (P.cubeba), sedang di Nusa Tenggara Barat laos (A.galanga).
Kajian dari hasil penelitian khasiat maupun penggunaan empiris dapat mendukung khasiat ramuan, sedang kajian penelitian toksisitas menunjukkan bahwa tanaman yang digunakan dalam ramuan termasuk bahan yang tidak toksik. Tanaman tanaman lain yang belum diketahui keamanannya merupakan tanaman yang sudah biasa dikonsumsi. Perlu dilakukan penelitian khasiat dan keamanan dalam bentuk ramuan sesuai dengan ramuan yang dibuat oleh pengobat, sehingga ramuan yang dibuat oleh pengobat benar benar aman bagi masyarakat dan berkhasiat
SUMBER: Media Litbang Kesehatan Volume 22 Nomor 3, September Tahun 2012
0 Response to "Bedanya Obat Kejantanan di Sumatera dan NTB: "
Posting Komentar