Karakter Pribadi Arjuna
Sifat Arjuna dalam kitab Mahābhārata versi India dalam bahasa Sansekerta, mungkin agak lain dengan ciri khas tokoh Arjuna yang dikenal di Indonesia. Dalam pewayangan Indonesia, sifat dan kepribadian Arjuna dikenal sebagai kesatria yang gemar mengembara, bertapa dan berguru menuntut ilmu. Arjuna memiliki sifat cerdik dan pandai, pendiam, teliti, sopan-santun, berani dan suka melindungi yang lemah.
Meski bertubuh ramping dan berparas rupawan (tampan), Arjuna dikenal sebagai petarung ulung di medan perang. Ia adalah kesatria dengan tekad baja dan mampu melakukan tapa yang paling berat. Namun Arjuna juga berhati lembut, banyak memiliki istri atau kekasih. Dalam pewayangan Indonesia, Arjuna digambarkan begitu halus dan tampan sosoknya. Sehingga para puteri, para dayang, banyak yang menawarkan diri sebagai istri atau kekasih. Kesetiaannya terhadap keluarga dukup kuat, tapi Arjuna juga mampu memaksa dirinya sendiri untuk membunuh saudara tirinya. Karakter Arjuna tersebut dihargai oleh orang Jawa berbagai generasi.
Nama Panggilan Arjuna
Dalam Mahabharata di Indonesia, Arjuna banyak memiliki nama, yakni; Parta (pahlawan perang), Janaka(memiliki banyak istri), Pemadi (tampan), Dananjaya, Kumbaljali, Ciptaning Mintaraga (pendeta suci), Pandusiwi, Indratanaya (putra Batara Indra),Jahnawi (gesit trengginas), Palguna, Indrasuta, Danasmara (perayu ulung) dan Margana (suka menolong). “Begawan Mintaraga” adalah nama yang digunakan oleh Arjuna saat menjalani laku tapa di puncak Indrakila dalam rangka memperoleh senjata sakti dari dewata, yang akan digunakan dalam perang yang tak terhindarkan melawan musuh-musuhnya, yaitu keluarga Korawa.
Riwayat Perjuangan Arjuna
Arjuna pernah menjadi murid Resi Drona (Padepokan Sukalima), juga pernah menjadi murid Resi Padmanaba (Pertapaan Untarayana). Selain itu, Arjuna pernah menjadi brahmana di Goa Mintaraga dengan gelar Bagawan Ciptaning. Oleh para dewa, Arjuna dinobatkan sebagai raja di Kahyangan Dewa Indra dengan gelar Prabu Karitin setelah berhasil membinasakan Prabu Niwatakawaca (raja raksasa dari negara Manimantaka). Dari jasanya itu Arjuna juga mendapat anugrah pusaka-pusaka sakti dari para dewa, seperti Gendewa (dari Bhatara Indra), Panah Ardadadali (dari Bhatara Kuwera), Panah Cundamanik (dari Bhatara Narada). Ia memimpin Kadipaten Madukara, dalam wilayah negara Amarta. Setelah perang Bharatayuddha, Arjuna menjadi raja di Negara Banakeling, bekas kerajaan Jayadrata. Akhir riwayat Arjuna diceritakan, ia moksa (mati sempurna) bersama keempat saudara Pandawa di Himalaya.
Para Istri dan Anak-Anak Arjuna
Dalam Mahabharata versi pewayangan Jawa, Arjuna mempunyai banyak istri dan anak. Dari istri Dewi Subadra, Arjuna berputra Raden Abimanyu. Dari istri Dewi Sulastri, berputra Raden Sumitra. Dari istri Dewi Larasati, berputra Raden Bratalaras. Dari istri Dewi Ulupi atau Palupi, berputra Bambang Irawan. Dari istri Dewi Jimambang, berputra Kumaladewa dan Kumalasakti. Dari istri Dewi Ratri, berputra Bambang Wijanarka. Dari istri Dewi Dresanala, berputra Raden Wisanggeni. Dari istri Dewi Wilutama, berputra Bambang Wilugangga. Dari istri Dewi Manuhara, berputra Endang Pregiwa dan Endang Pregiwati. Dari istri Dewi Supraba, berputra Raden Prabakusuma. Dari istri Dewi Antakawulan, berputra Bambang Antakadewa. Dari istri Dewi Juwitaningrat, berputra Bambang Sumbada. Empat istri Arjuna lainnya adalah Dewi Maheswara, Dewi Retno Kasimpar, Dewi Dyah Sarimaya dan Dewi Srikandi.
Senjata Andalan Arjuna
Arjuna banyak memiliki pusaka sakti. Atara lain adalah Keris Kiai Kalanadah diberikan pada Gatotkaca saat mempersunting Dewi Pergiwa (putra Arjuna), Panah Sangkali (dari Resi Drona), Panah Candranila, Panah Sirsha, Panah Kiai Sarotama, Panah Pasupati (dari Batara Guru), Panah Naracabala, Panah Ardhadhedhali, Keris Kiai Baruna, Keris Pulanggeni (diberikan pada Abimanyu), Terompet Dewanata, Cupu berisi minyakJayengkaton (pemberian Bagawan Wilawuk dari pertapaan Pringcendani) dan Kuda Ciptawilaha dengan Cambuk Kiai Pamuk. Sedangkan ajian yang dimiliki Arjuna antara lain: Panglimunan, Tunggengmaya, Sepiangin, Mayabumi, Pengasih dan Asmaragama. Arjuna juga memiliki pakaian yang melambangkan kebesaran, yaitu Kampuh atau Kain Limarsawo, Ikat Pinggang Limarkatanggi, Gelung Minangkara, Kalung Candrakanta dan Cincin Mustika Ampal (dahulunya milik Prabu Ekalaya, raja negara Paranggelung).
Sifat Arjuna dalam kitab Mahābhārata versi India dalam bahasa Sansekerta, mungkin agak lain dengan ciri khas tokoh Arjuna yang dikenal di Indonesia. Dalam pewayangan Indonesia, sifat dan kepribadian Arjuna dikenal sebagai kesatria yang gemar mengembara, bertapa dan berguru menuntut ilmu. Arjuna memiliki sifat cerdik dan pandai, pendiam, teliti, sopan-santun, berani dan suka melindungi yang lemah.
Meski bertubuh ramping dan berparas rupawan (tampan), Arjuna dikenal sebagai petarung ulung di medan perang. Ia adalah kesatria dengan tekad baja dan mampu melakukan tapa yang paling berat. Namun Arjuna juga berhati lembut, banyak memiliki istri atau kekasih. Dalam pewayangan Indonesia, Arjuna digambarkan begitu halus dan tampan sosoknya. Sehingga para puteri, para dayang, banyak yang menawarkan diri sebagai istri atau kekasih. Kesetiaannya terhadap keluarga dukup kuat, tapi Arjuna juga mampu memaksa dirinya sendiri untuk membunuh saudara tirinya. Karakter Arjuna tersebut dihargai oleh orang Jawa berbagai generasi.
Nama Panggilan Arjuna
Dalam Mahabharata di Indonesia, Arjuna banyak memiliki nama, yakni; Parta (pahlawan perang), Janaka(memiliki banyak istri), Pemadi (tampan), Dananjaya, Kumbaljali, Ciptaning Mintaraga (pendeta suci), Pandusiwi, Indratanaya (putra Batara Indra),Jahnawi (gesit trengginas), Palguna, Indrasuta, Danasmara (perayu ulung) dan Margana (suka menolong). “Begawan Mintaraga” adalah nama yang digunakan oleh Arjuna saat menjalani laku tapa di puncak Indrakila dalam rangka memperoleh senjata sakti dari dewata, yang akan digunakan dalam perang yang tak terhindarkan melawan musuh-musuhnya, yaitu keluarga Korawa.
Riwayat Perjuangan Arjuna
Arjuna pernah menjadi murid Resi Drona (Padepokan Sukalima), juga pernah menjadi murid Resi Padmanaba (Pertapaan Untarayana). Selain itu, Arjuna pernah menjadi brahmana di Goa Mintaraga dengan gelar Bagawan Ciptaning. Oleh para dewa, Arjuna dinobatkan sebagai raja di Kahyangan Dewa Indra dengan gelar Prabu Karitin setelah berhasil membinasakan Prabu Niwatakawaca (raja raksasa dari negara Manimantaka). Dari jasanya itu Arjuna juga mendapat anugrah pusaka-pusaka sakti dari para dewa, seperti Gendewa (dari Bhatara Indra), Panah Ardadadali (dari Bhatara Kuwera), Panah Cundamanik (dari Bhatara Narada). Ia memimpin Kadipaten Madukara, dalam wilayah negara Amarta. Setelah perang Bharatayuddha, Arjuna menjadi raja di Negara Banakeling, bekas kerajaan Jayadrata. Akhir riwayat Arjuna diceritakan, ia moksa (mati sempurna) bersama keempat saudara Pandawa di Himalaya.
Para Istri dan Anak-Anak Arjuna
Dalam Mahabharata versi pewayangan Jawa, Arjuna mempunyai banyak istri dan anak. Dari istri Dewi Subadra, Arjuna berputra Raden Abimanyu. Dari istri Dewi Sulastri, berputra Raden Sumitra. Dari istri Dewi Larasati, berputra Raden Bratalaras. Dari istri Dewi Ulupi atau Palupi, berputra Bambang Irawan. Dari istri Dewi Jimambang, berputra Kumaladewa dan Kumalasakti. Dari istri Dewi Ratri, berputra Bambang Wijanarka. Dari istri Dewi Dresanala, berputra Raden Wisanggeni. Dari istri Dewi Wilutama, berputra Bambang Wilugangga. Dari istri Dewi Manuhara, berputra Endang Pregiwa dan Endang Pregiwati. Dari istri Dewi Supraba, berputra Raden Prabakusuma. Dari istri Dewi Antakawulan, berputra Bambang Antakadewa. Dari istri Dewi Juwitaningrat, berputra Bambang Sumbada. Empat istri Arjuna lainnya adalah Dewi Maheswara, Dewi Retno Kasimpar, Dewi Dyah Sarimaya dan Dewi Srikandi.
Senjata Andalan Arjuna
Arjuna banyak memiliki pusaka sakti. Atara lain adalah Keris Kiai Kalanadah diberikan pada Gatotkaca saat mempersunting Dewi Pergiwa (putra Arjuna), Panah Sangkali (dari Resi Drona), Panah Candranila, Panah Sirsha, Panah Kiai Sarotama, Panah Pasupati (dari Batara Guru), Panah Naracabala, Panah Ardhadhedhali, Keris Kiai Baruna, Keris Pulanggeni (diberikan pada Abimanyu), Terompet Dewanata, Cupu berisi minyakJayengkaton (pemberian Bagawan Wilawuk dari pertapaan Pringcendani) dan Kuda Ciptawilaha dengan Cambuk Kiai Pamuk. Sedangkan ajian yang dimiliki Arjuna antara lain: Panglimunan, Tunggengmaya, Sepiangin, Mayabumi, Pengasih dan Asmaragama. Arjuna juga memiliki pakaian yang melambangkan kebesaran, yaitu Kampuh atau Kain Limarsawo, Ikat Pinggang Limarkatanggi, Gelung Minangkara, Kalung Candrakanta dan Cincin Mustika Ampal (dahulunya milik Prabu Ekalaya, raja negara Paranggelung).
0 Response to "Wayang Mahabharata Arjuna dan Kepopulerannya di Indonesia"
Posting Komentar